LINGKUP : KOSAKATA. BAHASA. LINGUISTIKA. INFORMATIKA. TELEMATIKA. TEKNOLOGI INFORMASI. TEKNOLOGI KOMUNIKASI. TEKNOLOGI OTOMOTIV. FISIKA. DINAMIKA
REDUNDANSI, EFIKASI, EFISIENSI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DAN DAMPAKNYA DALAM KEUANGAN
(C) 1996-2011 — Achmad Firwany
REDUNDANSI = PEMBOROSAN = KERUGIAN
Secara umum, keterbuangan ruang, waktu, materi, energi dalam suatu sistem
teknologi, dinyatakan sebagai sesuatu "tajuk-lebih" (over-head), yang dalam
istilah teknis, disebut sebagai redundansi (redundancy) atau pemborosan, yang
dalam bahasa umum, dikenal sebagai sesuatu yang "diluar-perkiraan" atau
"tak-terduga", dan dengan sendirinya melibatkan apa yang disebut sebagai "biaya
tajuk-lebih" (over-head cost), atau dalam bahasa awam, "biaya tak-terduga".
Redundansi atau pemboroson atau tajuk-lebih, dengan kata lain, bisa dianggap
atau dikatakan sebagai "kehilangan" atau "kerugian" (losses), yang semestinya
tak perlu terjadi, tapi karena satu dan lain hal tak bisa dihindari, dan hanya
dalam beberapa hal tertentu dan spesifik saja bisa ditiadakan atau diminimasi
dengan beberapa konsekuensi resiko.
Dalam pengertian teknik, redundansi atau pemborosan, adalah ukuran kuantitas
terbuang atau tak-digunakan (unused quantity) atau kuantitas tajuk-lebih
(over-head quantity) sesuatu dalam masukan (input) dan atau keluaran (output),
yang merupakan beda atau selisih antara kuantitas total (total quantity) dan
kuantitas digunakan (used quantity), atau antara kuantitas aktual (actual
quantity) dan kuantitas efektiv (effective quantity) yang disebut efikasi
(efficacy), dalam satuan (unit) sama, yang dinyatakan dalam persentasi (%), yang
bila dirumuskan dalam formula matematik adalah sbb.
- redundansi = kuantitas total – kuantitas digunakan x 100 %
- redundansi = kuantitas aktual – kuantitas efektiv x 100 %
- redundansi = kuantitas aktual – kuantitas efikasi x 100 %
- redundansi = kuantitas tajuk-lebih x 100%
- redundansi = pemborosan [= kehilangan = kerugian]
Jadi makin besar kuantitas efektiv, makin tak redundan suatu sistem, dan
sebaliknya. Dengan demikian, redundansi atau pemborosan bisa diperkecil atau
ditekankan dalam dua cara, yaitu memperbesar kuantitas efektiv pada kuantitas
aktual tetap, atau kebalikannya, memperbesar kuantitas aktual pada kuantitas
efektiv tetap.
Apa yang terbaik untuk tiap orang lakukan sebagai peguna perangkat teknologi
adalah ikut menekan biaya lebih ini atau memangkas kelebihan biaya, bukan malah
memperbesar pemborosan, sedemikian sehingga, biaya yang kita keluarkan untuk
penggunaan tiap perangkat teknologi adalah minimum. Tindakan ini dengan
sendirinya samadengan usaha penghematan, untuk baik diri sendiri maupun para
penyedia teknologi (technology provider).
Jika tiap orang memegang komitmen untuk melakukan penghematan secara individual,
maka penghematan ini akan berdampak secara sosial dan nasional. Dengan kata
lain, penghematan dilakukan oleh tiap warganegara akan berdampak pada
penghematan negara. Tak ada sesuatu yang dianggap terlalu kecil untuk dilakukan,
karena meski kecil tapi banyak akan menjadi besar. Efisiensi yang dilakukan
secara individual di seluruh penjuru dunia akan berdampak secara global.
EFIKASI = KEDAYAGUNAAN = KEMANFAATAN
Secara umum, dalam pengertian teknik, efikasi (efficacy) atau kedayagunaan atau
keefektivan (effectiveness) atau efektivitas, adalah ukuran kuantitas efektiv
(effective quantity) sesuatu dalam masukan (input) dan atau keluaran (output),
yang merupakan beda atau selisih antara kuantitas aktual dan kuantitas
redundansi (redundancy quantity) atau kuantitas tajuk-lebih (over-head
quantity), dalam satuan (unit) sama, yang dinyatakan dalam persentasi (%), yang
bila dirumuskan dalam formula matematik adalah sbb.
- efikasi = kuantitas aktual – kuantitas redundansi x 100 %
- efikasi = kuantitas aktual – kuantitas tajuk-lebih x 100 %
- efikasi = efektivitas = kedayagunaan [= kefaedahan = kemanfaatan]
Istilah ini sering disebut sebagai keefektivan (effectivness) atau
efektivitas (effectivity) yang merupakan istilah teknis, karena dalam bahasa
Inggris standard, "effectivity" ini tak ada, tapi "effectiveness". Tapi untuk
orang Indonesia, istilah "efektivitas" atau "kedayagunaan" atau "dayaguna" saja
lebih dikenal atau diterima ketimbang istilah "efikasi". Kerap kali untuk ini
digunakan juga istilah "kefaedahan" atau "kemanfaatan" atau "manfaat" (benefit)
saja.
Kata "efficacy" dalam bahasa Inggris sebenarnya berasal dari kata "effect", dari
kata dalam bahasa Latin, "efficax", dari "efficio" yang berarti efek, dampak,
atau akibat; dan kata "efficio" ini kemudian juga menjadi asal kata "efficiency"
dalam bahasa Inggris.
Jadi makin kecil kuantitas tajuk-lebih (over-head), makin efektiv suatu sistem,
dan sebaliknya. Dengan demikian, efikasi atau efektivitas bisa diperbesar atau
ditingkatkan dalam dua cara, yaitu memperkecil kuantitas redundansi atau
pemborosan atau tajuk-lebih pada kuantitas aktual tetap, atau kebalikannya,
memperbesar kuantitas aktual pada redundansi atau pemborosan atau kuantitas
tajuk-lebih tetap.
Tapi dalam efikasi atau efektivitas ini pun ada masalah tak dapat dihindari,
yaitu bahwa kuantitas redundansi atau pemborosan atau kuantitas tajuk-lebih
membesar atau bertambah dengan membesarnya kuantitas aktual. Makin besar
kuantitas aktual, makin besar kuantitas redundansi atau pemborosan atau kuatitas
tajuk-lebih diperlukan.
Sehingga satu-satu-nya cara dapat dilakukan adalah memperkecil kuantitas
redundansi atau pemborosan atau kuantitas tajuk-lebih seminimum mungkin, karena
tak bisa dibuat nol untuk suatu sistem dengan toleransi error (error tolerant),
artinya sistem yang dapat mendeteksi kehadiran error dalam operasi.
EFISIENSI = KEHEMATAN = KEUNTUNGAN
Secara umum, dalam pengertian teknik, efisiensi (efficiency) atau kehematan,
adalah rasio atau perbandingan antara hasil (result) dan upaya (upaya), atau
antara keluaran berdayaguna (effective output) dan masukan (input), dalam satuan
(unit) sama, yang dinyatakan dalam persentasi (%), yang bila dirumuskan dalam
formula matematik adalah sbb.
- efisiensi = kuantitas output efektiv / kuantitas input x 100 %
- efisiensi = (kuantitas aktual – kuantitas redundansi) / kuantitas input x
100 %
- efisiensi = efikasi / kuantitas input x 100 %
- efisiensi = kehematan
Jadi jika kuantitas output efektiv samadengan kuantitas input, maka efisiensi
100%. Sedangkan, jika kuantitas output efektiv lebih-kecil daripada kuantitas
input, maka efisiensi dibawah 100%. Sebaliknya, jika kuantitas output efektiv
lebih-besar daripada kuantitas input, maka efisiensi diatas 100%.
Artinya, efisiensi bisa diperbesar atau ditingkatkan dengan dua cara, yaitu
memperkecil kuantitas input pada kuantitas output efektiv tetap, atau
kebalikannya, memperbesar kuantitas output efektiv pada kuantitas input tetap.
Dalam bisnis, dikenal istilah finansial yang disebut sebagai "cost to benefit
ratio" (CTBR) atau "perbandingan biaya terhadap manfaat", yang tak lain adalah
"kebalikan" (inverse) dari efisiensi, dimana makin kecil CTBR, makin
menguntungkan suatu bisnis, sementara makin besar efisiensi, makin menguntungkan
suatu sistem.
- CTBR = cost to benefit ratio = cost / benefit x 100 % = biaya / manfaat x
100 %
sehingga
- efisiensi = BTCR = benefit to cost ratio = benefit / cost x 100% = manfaat /
biaya x 100 %
Didalam alam, pada beberapa tatanan tertutup (closed system) tertentu, yang
merupakan tatanan pengubahan tenaga atau sistem konversi energi (energy
coversion system), ternyata efisiensi tak bisa mencapai lebih 100%, bahkan tak
bisa mencapai 100%, tapi hanya antara 70% s/d 90%.
Masalahnya adalah bahwa dalam tiap pengubahan satu bentuk energi ke bentuk
energi lain, senantiasa dikuti oleh pengubahan energi itu menjadi energi panas
yang tak diinginkan, dan sudah pasti bila pengubahan itu dimaksudkan untuk
memperoleh energi panas itu sendiri, sehingga pengubahan satu bentuk energi ke
bentuk energi panas adalah yang memiliki efisiensi tertinggi.
Masalah lain dalam sistem konversi energi adalah hukum alam menyatakan bahwa
energi tak dapat diciptakan dan tak dapat dimusnahkan (energy can not be created
and can not be destroyed), tapi energy hanya dapat diubah (energy can only
converted) dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain, atau diubah menjadi
materi, dan sebaliknya, sehingga efisiensi 100% tak mungkin dicapai, atau
efisiensi ideal bisa dicapai hanya 99%.
Misalnya, pada sistem termodinamika, sains dan teknologi, hingga saat ini, tak
bisa membuat satu pun mesin kendaraan otomotiv, seperti motor, mobil, kapal dan
pesawat, yang memiliki efisiensi 100%, tapi hanya bisa mendekatinya, antara 70%
s/d 90%, atau sekitar 80%. Jadi dalam otomotiv, efisensi 70% masih dinyatakan
efisien.
Misal lain, begitu pula pada sistem elektronika, sains dan teknologi, hingga
saat ini, tak bisa membuat satu pun perangkat elektronik dengan efisiensi 100%.
Sebagai contoh, dalam teknologi informasi dan komunikasi, katakanlah sitem
komputer, telepon, telegraf, radio, televisi, internet, dlsb, efisiensi tak
pernah bisa dicapai 100%, karena selalu dibutuhkan sesuatu untuk pemeriksa error
(error checking), untuk kekeliruan, kerusakan, atau kehilangan, yang mungkin
terjadi dalam data dan atau informasi, ketika berlangsung perekaman dan
pengambilan (recording and retrieving) dan ketika berlangsung pengiriman dan
penerimaan (transmitting and receiving) data dan atau informasi tersebut.
Dalam teknologi informasi dan komunikasi, keberadaan pemeriksa error ini
dinyatakan sebagai pemborosan atau redundansi yang tak dapat dihindari, yang
menyita sebagian ruang jalur komunikasi dan waktu komunikasi, sehingga tampungan
ruang penyimpanan (storage space capacity) dan kurun waktu pengiriman dan
penerimaan (duration of transmission and reception) tak dapat dimanfaatkan 100%
untuk data dan atau informasi, karena ia harus memberi tempat dan waktu untuk
koreksi error.
Jalan keluar terbaik adalah bagaimana meminimasi error yang mungkin terjadi dan
memperkecil ruang dan waktu pemeriksaan error.
Selanjutnya pada uraian berikut akan kita bahas bagaimana menerapkan efisiensi
dalam informasi dan komunikasi melalui bahasa tulisan (written langguage)
sebagai komplemen dari bahasa lisan (spoken language). Akan kita lihat bagaimana
efisiensi dalam bahasa tulisan ini bisa menghemat biaya atau memangkas
pengeluaran keuangan yang tak perlu, atau dengan kata lain menghidari pemborosan
keuangan melalui penghematan bahasa tulisan.
SINGKATAN DAN KEPENDEKAN
ABBREVIATION AND SHORT FORM
Pada intinya salah satu konsep dasar, ditekankan dan penting dalam teknologi
informasi dan komunikasi (ITC) adalah efisiensi dan efektivitas, bukan
pemborosan | redundansi, kecuali bila sangat terpaksa, seperti misalnya untuk
koreksi error, yang disebut "cyclic redundancy check" (CRC), dan ini pun
diupayakan seminimum mungkin, jika perlu hanya 1 bit (binary digit), yang
disebut "longitudinal parity check" (LPC).
Efisien dimaksud disini adalah efisien dalam: "space, time, matter, energy, and
cost" (STIMEC), dan efektiv dimaksud adalah efektiv dalam informasi dan
komunikasi.
Pola penyederhanaan tulisan melalui singkatan (abbreviation) sebenarnya telah
diterapkan lama, ketika telegraf dan telegram diperkenalkan.
Banyak orang sekarang mungkin menganggap bahwa penghematan kata dan penyingkatan
kata sudah "relevan" dan tak diperlukan lagi pada masa kini, karena lebar-sabuk
(band-width) jalur komunikasi sudah tak sesempit dulu dan kemampuan komputer
menyimpan data dan informasi sudah sangat luar biasa karena kerapatan atau
densitas data (data density) dan tampungan atau kapasitas media (media capacity)
milyaran kali lipat dibandingkan ketika telegraf baru diperkenalkan.
Ini satu anggapan sangat keliru, karena sampai kapan pun efisiensi tetap
dibutuhkan dan diperlukan tanpa mengenyampingkan efektivitas, seberapa persen
pun efisiensi, ia tetap berarti (significant).
Berikut adalah contoh singkatan kata untuk efisiensi dalam informasi dan
komunikasi tulisan, yang dapat digunakan dalam pesan e-mail dan SMS (short
mobile message), menggunakan pola umum pembentukan singkatan, yaitu mengambil
inisial kata atau suku-kata dan membuang huruf-hidup (vowel).
singkatan |
| |
kata lengkap |
bbrp |
= |
beberapa |
blm |
= |
belum |
blmn |
= |
bilamana |
dgn |
= |
dengan |
dll |
= |
dan lain-lain |
dlm |
= |
dalam |
dlsb |
= |
dan lain sebagainya |
dmn |
= |
dimana |
dpt |
= |
dapat |
dr |
= |
dari |
dsb |
= |
dan sebagainya |
hrs |
= |
harus |
jd |
= |
jadi |
jk |
= |
jika |
kel |
= |
keluarga |
knp |
= |
kenapa |
kpd |
= |
kepada |
krn |
= |
karena |
mjd |
= |
menjadi |
mk |
= |
maka |
mkn |
= |
makin |
org |
= |
orang |
pd |
= |
pada |
sbb |
= |
sebagai berikut |
sbg |
= |
sebagai |
sdh |
= |
sudah |
sdr |
= |
saudara |
sgr |
= |
segera |
shg |
= |
sehingga |
sjk |
= |
sejak |
spt |
= |
seperti |
stlh |
= |
setelah |
tdk |
= |
tidak |
thdp |
= |
terhadap |
thn |
= |
tahun |
tp |
= |
tapi |
tsb |
= |
tersebut |
ttg |
= |
tentang |
ttk |
= |
titik |
utk |
= |
untuk |
yg |
= |
yang |
yth |
= |
yang terhormat |
Alasan penulisan kata dalam bentuk lengkap hanyalah kelengkapan itu sendiri,
untuk penjelasan batasan atau defenisi, uraian, ulasan, kupasan, bahasan, plus
"aestetika", lain tidak. Memang dalam beberapa hal tertentu efisiensi ini
dilanggar untuk kepentingan informasi dan komunikasi itu sendiri, tapi ini
sifatnya tertentu dan terbatas.
Jadi untuk anda, silahkan menggunakan singkatan dan kepedekan seperti pada
daftar diatas dalam penyampaian informasi dan komunikasi untuk alasan efisiensi.
Sejauh tak ada perubahan dalam "kandungan" (content) informasi dan tak mengubah
arti, tak ada alasan dan larangan untuk tak menggunakannya.
Berikut adalah beberapa singkatan internasional dan "slank idiom" yang juga
bermanfaat untuk efisiensi, jadi juga silahkan digunakan dalam pesan e-mail dan
SMS.
singkatan |
| |
kata lengkap atau artinya |
12 |
= |
I want to |
1 |
= |
want |
2 |
= |
to |
2U |
= |
to you |
4 |
= |
for |
4GET |
= |
forget |
4JJI |
= |
ALLÄH [bacaan Arabik dari kanan ke kiri] |
4U |
= |
for you |
ASAP |
= |
as soon as possible |
BTW |
= |
by the way |
FYI |
= |
for your information |
GBU |
= |
God bless you |
IMO |
= |
in my opinion |
N |
= |
and |
RU |
= |
are you |
TIA |
= |
thanks in advance |
TQ |
= |
thank you |
U |
= |
you |
UR |
= |
you are |
Y |
= |
why |
acc |
= |
acceptance |
ad inf |
= |
ad infinitum, to infinity |
ad int |
= |
ad interim, in the meantime |
add |
= |
addendum, additional |
adr |
= |
address |
ea |
= |
each |
ed |
= |
edied, edition, editor |
eff |
= |
efficiency |
eg |
= |
exempli gratia, for example |
enc, encl |
= |
enclosed |
est |
= |
estimated |
et al |
= |
et alli, and all, and others |
et seq |
= |
et sequens, and the following |
etc |
= |
et cetera, and others |
ez |
= |
easy |
nn |
= |
nomen nensio, no name |
dan masih banyak lagi, tapi untuk sementara ini dulu, untuk lainnya silahkan
cari sendiri.
______________________________
BENTUK JAMAK DALAM BAHASA INDONESIA
PLURAL FORM IN INDONESIA LANGUAGE
Hampir 90 persen bahasa alami (natural language) di dunia memiliki bentuk kata
jamak atau rangkap [jamaa’ < Arabiyan, plural, multiple < Inggris] yang berarti
banyak, terutama untuk kata-benda atau "nama" [`ismun, mashdar
(kata-benda yang berasal dari kata-kerja) < Arabiyan, noun, name < Inggris].
Bentuk jamak ini merupakan kebalikan dari bentuk sendiri [mufrad < Arabiyan,
singular, single < Inggris]. Demikian pula dalam bahasa Indonesia. Bahkan dalam
rumpun bahasa Semitik, dimana bahasa Arabiyan adalah satu diantaranya, mengenal
bentuk dua atau ganda [mutsanna < Arabiyan, dual, double < Inggris], yang
tak selalu ada dalam rumpun bahasa lain.
ARABIYAN |
|
rumpun bahasa: SEMITIK |
mufrad |
|
mutsanna |
|
jamaa’ |
`ilaahun |
`ilaahataani |
`aalihaatun |
`amiyrun |
`amaraani |
`umaraa`u |
’aalimun |
’aalimaani |
’ulamaa`u |
kitaabun |
kitaabaani |
kutuwbun |
harfun |
harafaani |
huruwfun |
ruwhun |
ruwhaani |
`arwahun |
nuwrun |
nuwraani |
`anwarun |
|
|
ENGLISH |
|
rumpun bahasa: ARYAN |
singuar | single |
|
dual | double |
|
plural | multiple |
god |
two gods |
gods |
governor |
two governors |
governors |
scientist |
two scientists |
scientists |
scripture |
two scriptures |
scriptures |
book |
two books |
books |
letter |
two letters |
letters |
characater |
two characters |
characters |
spirit |
two spirits |
spirits |
light |
two lights |
lights |
|
|
INDONESIA |
|
rumpun bahasa: MELAYU |
sendiri | tunggal |
|
dua | ganda |
|
jamak | rangkap |
tuhan |
dua tuhan |
tuhan tuhan |
pemerintah |
dua pemerintah |
pemerintah pemerintah |
ilmuwan |
dua ilmuwan |
ilmuwan ilmuwan |
kitab |
dua kitab |
kitab kitab |
buku |
dua buku |
buku buku |
huruf |
dua huruf |
huruf huruf |
ruh, roh |
dua ruh |
ruh ruh, arwah |
cahaya |
dua cahaya |
cahaya cahaya |
|
Jika kita perhatikan perbandingan contoh kata-kata untuk tiga bahasa diatas,
maka tampak bahwa bahasa-bahasa dalam rumpun Semitik lebih rumit daripada yang
dari rumpun Arya [Latin, Spanyol, Jerman, Belanda, Perancis, Inggris, dll], dan
yang dari rumpun Melayu [Malaysia, Indonesia, Brunei, dll] adalah yang paling
sederhana.
Tapi meski sederhana, tapi tidak hemat atau tak efisien alias boros dalam bentuk
jamak, karena melakukan perulangan penuh kata (full repetition of word).
Jika kita tinjau dari teknologi informasi dan komunikasi (ITC), dimana bahasa
Indonesia dibandingkan dengan bahasa Inggris dan bahasa Arabiyan, dalam bentuk
bahasa tulisan (written language), maka bahasa Indonesia akan membutuhkan:
[tujuh utama diantaranya]
- tampungan ruang penyimpanan (storage space capacity) relativ jauh lebih
besar.
- durasi waktu pengetikan dan penghapusan (typing and erasing duration)
relativ jauh lebih lama.
- durasi perekaman dan pengambilan (recording and retrieving duration) relativ
jauh lebih lama.
- durasi penayangan dan pencetakan (displaying and printing duration) relativ
jauh lebih lama.
- durasi waktu pengiriman dan penerimaan (transmitting and receiving duration)
data relativ jauh lebih lama.
- koreksi error jauh lebih banyak.
- biaya relativ jauh lebih mahal!!!
TAK HEMAT DAN PEMBOROSAN BIAYA
Jadi, sekali lagi, bahasa tulisan Indonesia (Indonesian written languge) betul
sangat tak efisien, dan yang paling memberatkan adalah bahwa ia menelan biaya
jauh lebih besar alias mahal atau tak ekonomis, baik biaya administraitiv dan
operasional maupun biaya teknis. Belum lagi dihitung pemborosan waktu dan tenaga
terbuang percuma. Padahal Indonesia adalah negara miskin, dan komputer, internet
dan biaya telekomunikasi relativ sangat mahal bagi kebanyakan orang Indonesia
dengan penghasilan menengah kebawah.
Sangat mengherankan adalah bahwa sudah beberapa kali berganti menteri, kabinet,
bahkan presiden atau pemerintahan, tak ada satu pun bejabat berwenang perduli.
Jadi menurut pandangan saya, orang Indonesia biar miskin tapi sombong [atau
bodoh ya???]
Atau menteri menanggap ini bukan pekerjaannya?! Padahal menteri bisa menugaskan
staf bawahannya untuk membuat surat keputusan dan tinggal tandatangan. Apa
dipikirnya ini tak menghasilkan uang??? Ataukah ia tak menyadari arti
efisiensi??? Padahal ia mungkin sangat mengerti arti defisit keuangan negara???
Waktu pergantian kabinet terakhir, penulis pernah mengirim e-mail resmi ke
MENKOMINFO (menteri komunikasi dan informasi) dan para deputy beliau, menawarkan
diri sebagai konsultan atau advisor, tapi hanya diminta mengirim CV (curriculum
vitae) oleh sekretaris menteri, dan selanjutnya tak ada kabarnya. [Apa dipikir
saya bakal minta duit kali ya?!]
Saya pribadi berani bertaruh bahwa jika dilakukan efisiensi terhadap bahasa
tulisan Indonesia, untuk bentuk jamak saja, maka akan dapat dihemat atau
dipangkas pengeluaran keuangan, di bidang korespondensi, informasi dan
komunikasi, baik untuk rakyat maupun negara, lebih 60 persen!!! [Bisa dihitung
secara matematik.]
Celakanya, kalau gagasan pemikiran saya ini diambil oleh orang yang punya kuasa,
lalu diklaim sebagai ide dan proposal dia, lalu diterapkan oleh pemerintah, maka
ia akan dapat nama dan dapat uang, dan saya dilupakan.
Kasus seperti ini telah terjadi, ketika beberapa tahun silam saya mengusulkan
kepada pemerintah untuk mengganti semua kartu strip magnetik transaksi keuangan
(magnetic strip card for financial transaction) dengan kartu serpih elektronik
(electronic chip card). Pada 2005 lalu gubernur BI (Bank Indonesia) telah
mengeluarkan keputusannya bahwa pada 2008 semua kartu transaksi keuangan sudah
harus menggunakan kartu serpih elektronik. Tak ada seorang pun perduli bahwa
pada tahun 2000, proposal saya tentang ini masuk ke BPPT (Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi).
Jadi barangkali saya yang bodoh!!! Tapi tak apa kalau saya ditolak bekerja untuk
negara. Yang penting saya bekerja untuk Tuhan, dan tuhan akan memberikan
ganjaran jauh lebih besar daripada apa yang dapat diberikan manusia.
CARA PENGEHEMATAN
CARA PERTAMA
Sebelum keluar peraturan pemerintah tentang "ejaaan baru" dan "ejaaan yang
disempurnakan" dalam bahasa Indonesia, sebenarnya bahasa Indonesia menggunakan
konvensi pemakaian angka 2 untuk bentuk jamak, sebagai contoh berikut.
sendiri | tunggal |
|
jamak |
rangkap |
tuhan |
tuhan2 |
= |
tuhan tuhan |
pemerintah |
pemerintah2 |
= |
pemerintah pemerintah |
ilmuwan |
ilmuwan2 |
= |
ilmuwan ilmuwan |
kitab |
kitab2 |
= |
kitab kitab |
buku |
buku2 |
= |
buku buku |
huruf |
huruf2 |
= |
huruf huruf |
Menurut hemat saya, cara lama ini jauh lebih hemat daripada cara baru
digunakan sekarang yang menggunakan perulangan, dimana cara lama, efisiensinya
setara dengan cara pembentukan plural regular dalam bahasa Inggris, yang hanya
ditambah "s" atau "es", kecuali beberapa kata tertentu yang mengalami perubahan
konsonan, seperti "wife" menjadi "wives".
Dalam cara digunakan sekarang ini, makin panjang kata, makin boros, karena
perulangannya makin panjang. Jika kita rumuskan dalam formula matematik, maka:
- cara lama: n' = n + 1
- cara baru: n' = n x 2 + 1
dimana,
- n adalah banyak huruf dalam kata bentuk sendiri.
- n' adalah banyak huruf dalam kata bentuk jamak.
Dengan demikian, pemborosan huruf pada cara baru adalah sebesar "n" sampai "n
x 2". Sehingga makin banyak kata jamak dalam suatu tulisan berbahasa Indonesia,
makin boros penulisan, makin menyita waktu dan tenaga, dan makin mahal biaya
operasi, transmisi dan resepsi, dan menyita banyak jalur komuikasi. Berikut
adalah contoh perbandingan dua cara tersebut.
cara lama |
|
cara baru |
n + 1 |
n' |
n x 2 +1 |
n' |
kura2 |
5 |
kura-kura |
9 |
kura2 kura2 |
11 |
kura-kura kura-kura |
19 |
kura4 |
5 |
kura-kura kura-kura |
19 |
CARA KEDUA
Sudah lama dalam bahasa Indonesia dikenal kata "para" yang mengandung arti
lebih, seperti pada contoh berikut.
sendiri | tunggal |
|
jamak |
rangkap |
hadirin |
para hadirin |
= |
hadirin hadirat |
ilmuwan |
para ilmuwan |
= |
ilmuwan ilmuwan |
pria |
para pria |
= |
pria pria |
tamu |
para tamu |
= |
tamu tamu |
wanita |
para wanita |
= |
wanita wanita |
Satu kelemahan penggunaan kata "para" ini adalah bahwa ia mengadung arti
"lebih" ketimbang "banyak", sehingga penggunaannya terbatas atau tak dapat
digunakan untuk semua kata, seperti misalnya "para kitab" atau"para buku".
CARA KETIGA
Sejak lama bahasa Indonesia telah mengenal perulangan suku-kata pertama untuk
menyatakan bentuk jamak. Untuk membedakannya, cara ini saya namakan "cara
hemat", seperti contoh berikut.
cara hemat |
|
cara boros |
n + 2 |
n' |
n x 2 +1 |
n' |
beberapa |
8 |
berapa-berapa |
13 |
lelaki |
6 |
laki-laki |
9 |
tetamu |
6 |
tamu-tamu |
9 |
tetapi |
6 |
tapi-tapi |
9 |
Jika suatu kata dimulai oleh huruf hidup (vowel), maka berlaku konvensi
seperti contoh berikut.
cara hemat |
|
cara boros |
n + 1 s/d n + 2 |
n' |
n x 2 +1 |
n' |
eanai, e-anai, enanai |
5, 6 |
anai-anai |
9 |
eanak, e-anak, enanak |
5, 6 |
anak-anak |
9 |
eanting, e-anting |
7, 8 |
anting-anting |
13 |
ilalang |
7 |
alang-alang |
11 |
seeakan |
7 |
seakan-akan |
11 |
seeenaknya |
10 |
seenak-enaknya |
14 |
seeolah |
7 |
seolah-olah |
11 |
Bandingkan cara hemat ini dengan cara lama diatas, bedanya hanya satu sampai
tiga huruf saja.
cara hemat |
|
cara boros |
n + 2 |
n' |
n x 2 +1 |
n' |
kekura |
6 |
kura-kura |
9 |
kekura kekura |
10 |
kura-kura kura-kura |
19 |
kekekura |
8 |
kura-kura kura-kura |
19 |
Berdasarkan pada perhitungan banyak huruf, jelas bahwa cara baru ternyata
jauh lebih boros daripada cara lama atau cara hemat telah dikemukakan diatas.
Dan cara lama atau cara hemat samasekali tak mengubah arti atau membuat kata
kehilangan arti, atau dengan kata lain, kata tersebut tetap informativ.
Bilamana penggunaan angka 2 dianggap atau dirasakan mengganggu dalam tulisan
atau pembacaan, maka solusi terbaik adalah penggunaan cara hemat yang
menggunakan perulangan suku-kata pertama. Menurut saya ini adalah jalan tengah
terbaik, dan terutama adalah karena ia "efisien dan efektiv" dalam
informasi dan komunikasi.
PEMBAKUAN
Agak aneh tapi nyata, jika saya menggunakan cara hemat ini dalam tulisan atau
artikel, banyak orang tak mengerti maksudnya, menganggapnya janggal atau bahkan
tak baku (non standard). Padahal mereka menerima bentuk ini untuk sebagian kata
tertentu [seperti: lelaki, tetapi, beberapa, ilalang], tapi kenapa menolak untu
kata lainnya?
Dalam pandangan saya, secara alami, jika sesuatu berlaku secara teratur
(regular) untuk banyak kata, maka berarti itu berlaku umum untuk kata lain,
kecuali untuk sebagian kecil kata tertentu, yang disebut sebagai "pengecualian"
atau keadaan ketakteraturan (irregular).
Dengan demikian, menurut pendapat saya, pembentukkan kata bentuk jamak
menggunakan perulangan suku-kata pertama dalam bahasa Indonesia adalah baku
(standard), dan tak perlu dikeluarkan suatu ketentuan baru atau keputusan
standarisasi, kecuali untuk sekedar menguatkan keberlakuan (validity) hal
tersebut.
Jadi berbagai bentuk jamak kata lain dapat dibentuk dengan pola ini, seperti
pada contoh berikut.
cara hemat |
|
cara boros |
n + 2 |
n' |
n x 2 +1 |
n' |
beburu |
6 |
buru-buru |
9 |
hehati |
6 |
hati-hati |
9 |
lelangit |
8 |
langit-langit |
13 |
memalu |
6 |
malu-malu |
9 |
pepura |
6 |
pura-pura |
9 |
reragu |
6 |
ragu-ragu |
9 |
sekekonyong |
11 |
sekonyong-konyong |
17 |
tetanggung |
10 |
tanggung-tanggung |
17 |
tetiba |
6 |
tiba-tiba |
9 |
cara hemat |
|
cara boros |
n + 2 |
n' |
n x 2 +1 |
n' |
kekura |
6 |
kura-kura |
9 |
memata |
6 |
mata-mata |
9 |
peparu |
6 |
paru-paru |
9 |
Berdasarkan pada uraian dan penjelasan saya diatas, saya menghimbau semua
orang untuk menerapkan cara hemat tersebut dalam informasi dan komunikasi, dan
tak perlu menunggu keputusan pemerintah RI. Cepat atau lambat, jika dibiasakan.
maka akan menjadi hal biasa. Peran media masa, baik cetak maupun elektronik,
akan sangat membantu mensosialisasikan hal ini.
Untuk identifikasi dalam terminologi, cara hemat ini saya namakan "cara repetisi
dan multiplikasi" [atau barangkali "cara Firwany", untuk mengingat saya yang
pertama kali mengajukan cara penghematan ini].
BAHASA DAERAH
Sebenarnya apa yang saya lakukan hanyalah menasionalisasi "pola" (pattern)
bahasa daerah, yang dalam hal ini adalah bahasa daerah "Banjar" (Banjarnese),,
yang sebenarnya adalah satu dialek dalam rumpun bahasa Melayu, sehingga bisa
disebut sebagai "bahasa Melayu Banjar" (Banjar Malayan language).
Berdasarkan pada pengamatan saya, bahasa daerah Banjar sangat efisien dan
efektiv. Pola perulangan suku-kata pertama, selain dapat menunjukan peringkat
nominativ dan superlativ dalam kata-sifat atau keadaan (nominative and
superlative degree in adjective), juga berlaku untuk menghindari perulangan
seluruh kata, seperti pada banyak contoh berikut.
bentuk hemat |
| |
bentuk boros |
babinian |
= |
bini-bini |
babujuran |
= |
bujur-bujur |
babukahan |
= |
bukah-bukah |
cacobaan |
= |
coba-coba |
gaganangan |
= |
ganang-ganang |
gagaringan |
= |
garing-garing |
gagawian, gagawaian |
= |
gawi-gawi |
gagayan |
= |
gaya-gaya |
gagegeran |
= |
geger-geger |
kakanakan |
= |
kanak-kakak |
lalakian |
= |
laki-laki |
lalewa > balalewa |
= |
lewa-lewa > balewa-lewa |
raragu |
= |
ragu-ragu |
raraunan |
= |
raun-raun |
tatanggung |
= |
tanggung-tanggung |
dll. |
|
|
atau pada:
bentuk hemat |
| |
bentuk boros |
babarapa |
= |
barapa-barapa |
kakura |
= |
kura-kura |
lalangit |
= |
langit-langit |
papura |
= |
pura-pura |
tatahu |
= |
tahu-tahu |
tatamu |
= |
tamu-tamu |
tatayuh --> satatayuhnya |
= |
tayuh-tayuh |
dll. |
|
|
Jika huruf pertamanya bukan huruf-mati (konsonan), terjadi perulangan
huruf-hidup (vowel), seperti pada:
bentuk hemat |
| |
bentuk boros |
a-anai |
= |
anai-anai |
a-anakan |
= |
anak-anakan |
a-asaan |
= |
asa-asaan |
a-imut |
= |
imut-imut |
a-undur |
= |
undur-undur |
e-anting |
= |
anting-anting |
ila-lang, hala-lang |
= |
alang-alang |
dll. |
|
|
Penyisipan ini juga bisa digunakan untuk menyatakan bentuk jamak, banyak dan
berulang-kali (repetitive), seperti "s", "es", "ies" atau "oes" dalam bahasa
Inggris:
bentuk hemat |
| |
bentuk boros |
bajajalanan |
= |
berjalan-jalan |
bararaunan [round < Ing.] |
= |
berkeliling-keliling |
gagamatan |
= |
berpelan-pelan, dengan cara pelan |
kakawalan |
= |
kawan-kawan, para kawan |
dll. |
|
|
Bisa juga berarti agak, sering dan berulang-kali:
bentuk hemat |
| |
bentuk boros |
gagaringan |
= |
agak gering, sering gering, sakit-sakitan |
gagitiran |
= |
agak gemetar, sering gemetar |
laladaran |
= |
agak demam, sering deman |
dll. |
|
|
Bisa juga berarti saling (mutual) dan berulang-kali.
bentuk hemat |
| |
bentuk boros |
bakakesahan |
= |
saling kisah, kisah-mengisahkan, saling bercerita |
balelekan |
= |
saling-lirik, lirik-melirik |
bapapisuhan |
= |
saling caci, caci-mencaci |
batatawakan |
= |
saling lempar, lempar-melempar |
batatawaran |
= |
saling tawar, tawar-menawar |
batatimpasan |
= |
saling bacok, bacok-membacok |
batatiwasan |
= |
saling menyalahkan, salah-menyalahkan |
dll. |
|
|
Bisa juga berarti "bak", "tampak seperti" (seem-like, look-like):
bentuk hemat |
| |
bentuk boros |
babungulan |
= |
seperti bodoh |
gagawaian, gegawian |
= |
seperti bekerja |
gagilaan |
= |
seperti gila |
dll. |
|
|
Tapi tahukah anda bahwa dalam bahasa Banjar, tak ada kata-ganti untuk
orang-ketiga jamak [mereka], kecuali "bubuhan": bubuhan-nya, bubuhan subarang,
bubuhan taluk, bubuhan sungai . . ., bubuhan . . ., dll., dimana bubuhan
bererati mereka atau kelompok orang. Menyebut semua atau seluruh: samuaan,
samunyaan atau sabarataan.
Demikian uraian dan pembahasan ini, untuk sementara saya akhiri sampai disini,
saya selalu berharap bahwa semoga tulisan saya bermanfaat untuk semua, sebagai
bekal dasar untuk jadi lebih bijaksana; tak ada manusia sempurna, sehingga tak
ada seorang pun pernah luput dari kekeliruan, kesalahan, dan kealpaan; begitu
pula saya; apalagi topik dibahas, diulas, dan dikupas bukan bidang studi dan
dalam lingkup profesi saya; dan saya selalu dengan rendah hati mohon maaf dan
harap maklum bila ada salah kata dan atau salah ketik. Terimakasih atas
perhatiannya.
Achmad Firwany
__________________________________________________ |
BIBLIOGRAFI
- Cofron, James W. The IBM PC Connection. Osborne - McGraw-Hill, Inc.,
1984.
- Dvorak, John C., and Nick Anis. Dvorak's Guide to PC TeleCommunications.
Osborne - McGraw-Hill, Inc., 1990.
- Johansyah, Achmad Firwany, “Informatika dan Teori Informasi –
bagian 1”, Jakarta: PT. Penerbitan Sarana Informatika, majalah InfoKomputer,
Vol. I No. 11, Nopember 1987.
- Johansyah, Achmad Firwany, “Informatika dan Teori Informasi –
bagian 2”, Jakarta: PT. Penerbitan Sarana Informatika, majalah InfoKomputer,
Vol. I No. 12, Desember 1987.
- Johansyah, Achmad Firwany, “Informatika dan Teori Informasi –
bagian 3”, Jakarta: PT. Penerbitan Sarana Informatika, majalah InfoKomputer,
Vol. II No. 1, Januari 1988.
- Kruglinski, David. Guide to IBM PC Communications. Osborne -
McGraw-Hill,I nc., 1984.
- Martin, James, with Joe Leben, the Arben Group, Inc., Data Communication
Technology, the Arben Group, Inc., 1988.
- Roddy, Dennis, and John Coolen. Electronics Communications. 2nd ed.,
Prentice-Hall, Inc., 1981.
REFERENSI
- Chandor, Anthony, John Graham, and Robin Williamson, A Dictionary of
Computers, Reprinted ed., UK, England, Middlesex, Harmmonsworth: Penguin
Books Ltd., 1973.
- Chandor, Anthony, The Penguin Dictionary of Microprocessors,
Reprinted ed., UK, England, Middlesex, Harmmonsworth: Penguin Books Ltd., 1982.
- IEEE Computer Society, Standards Coordinating Committee of the, IEEE
Standard Computer Dictionary: A Compilation of IEEE Standard Computer Glossaries,
USA, NY, New York: The Institute of Electrical and Electronics Engineers Inc.,
1990.
- IEEE Standards Coordinating Committee on Definitions, IEEE Standard
Dictionary of Electrical and Electronics Terms, USA, NY, New York: The
Institute of Electrical and Electronics Engineers Inc., 1988.
- Kondo, Herbert, (Eds.), The New Book of Popular Science, USA,
Connecticut, Danbury: Grolier Inc., 1981.
- Mandel, Siegfried, Dictionary of Science, 3rd printing, USA, NY, New
York: Dell Publishing Co., Inc., 1972.
- Osman, Tony (Consultant Ed.), New Encyclopaedia of Science, Spain,
Cordoba: Purnel Reference Books, 1979.
- Pitt, Valerie H. (Ed.), The Penguin Dictionary of Physics, Reprinted
ed., UK, England, Middlesex, Harmmonsworth: Penguin Books Ltd.,1980.
- Uvarov, E.B., D.R. Chapman, and Alan Isaacs. A Dictionary of Science,
Reprinted ed., UK, England, Middlesex, Harmmonsworth: Penguin Books Ltd., 1972.
- Watson, Jane Werner, The World of Science, USA, NY, New York: Golden
Press Inc., 1966.
__________________________________________________
|