Kamis, 03 Maret 2011

JARAK DAN WAKTU EKSPANSI SEMESTA

JARAK DAN WAKTU EKSPANSI SEMESTA

(C) 1995-2011 - Achmad Firwany


Edwin P. Hubble

Edwin Powell Hubble (1889–1953), astronomer Amerika Serikat di Observatorium Mount Wilson, melalui berbagai observasi dilakukannya dalam 1923–1929, telah menemukan secara empirik bahwa galaksi bergerak saling menjauhi satu terhadap yang lain, dengan kecepatan menjauh, makin jauh makin cepat, dan mengambil kesimpulan bahwa semesta kita memuai dengan kecepatan beragam dalam satu pemuaian semesta (universal expansion), dan menetapkan satu konstanta matematik untuk menghitung kecepatan penjauhan galaksi-galaksi ( velocity of recesion of galaxies ), yang kemudian dikenal sebagai konstanta Hubble (Hubble constant) dan Hukum Hubble (Hubble Law).


Ingsut merah efek Doppler galaksi saling menjauh


KEKELIRUAN ILMIAH EINSTEIN


Albert Einstein

Bahwa semesta kita memuai ternyata adalah fakta tak terbantahkan, dan telah dinyatakan sekitar 14 abad sebelumnya didalam Al-Qur`án sebagai dalil naqli antara lain dalam delapan ayat sebagaimana dinyatakan diatas.

Atas kebenaran bukti bahwa semesta memang memuai, Einstein dengan rendah hati menyatakan permohonan maaf sebebesarnya kepada dunia sains atas kekeliruan dugaannya, karena ia sebelumnya telah secara sadar mengingkari pemuaian ini, dan dengan tulus menyatakan bahwa hal itu adalah satu kesalahan ilmiah terbesar pernah dilakukannya.

Einstein, pada 1916–1917, mengajukan satu model fisika-matematik semesta, dan ternyata dalam perhitungan matematik ia menemukan bahwa semesta memuai. Ia menganggap hal tersebut tidak mungkin, dan untuk menahan pemuaian ini, ia memasukan satu konstanta kosmik, yang kemudian dikenal sebagai konstanta kosmik Einstein. Sehingga dengan dimasukkannya konstanta kosmik ini, maka model semesta Einstein adalah semesta statik atau diam. Tapi ternyata kemudian Hubble secara de facto menemukan bahwa semesta dinamik atau bergerak.

Einstein dengan rendah hati menyatakan bahwa kemampuan manusia sangat terbatas dan bahwa apa yang dapat dicapai oleh pengetahuan manusia sangat kecil dibandingkan dengan kebesaran tuhan — Alláh . Ia mengatakan bahwa,

science without religion is lame, and religion without science is blind.
sains tanpa agama adalah timpang, dan agama tanpa sains adalah buta.


EFEK HUBBLE DAN INGSUT–MERAH HUBBLE

Semua galaksi senantiasa bergerak saling menjauhi satu terhadap yang lain, dan juga sebagaimana tampak dari Bumi, semua galaksi bergerak menjauhi Bumi, dan secara berkesinambungan menampilkan ingsut-merah (red shift ), dengan pergeseran spektrum sebanding dengan kecepatannya.


Spektrum ingsut Merah Galaktik Hubble

v 1 – λ0 0

dimana

v, velocity, kecepatan resesi galaksi, dalam meter per sekon
c, konstanta kecepatan cahaya dalam ruang hampa
= 2,997.925.E+08 m/s = mendekati 300 juta meter per sekon
λ0, dalam meter; λ awal
λ1, dalam meter; λ akhir
Δλ, perubahan panjang gelombang antara jeda (interval) t1 dan t0


HUKUM HUBBLE DAN KONSTANTA HUBBLE

Hubble merumuskan bahwa galaksi-galaksi bergerak menjauhi Bumi dengan kecepatan berbanding lurus dengan jaraknya dan dengan satu konstanta kosmik, sehingga makin jauh jaraknya makin besar kecepatannya. Rumus inilah yang menjadi titik tolak Hukum Hubble (Hubble law ), dan konstanta kosmik dalam rumus Hubble dinamakan konstanta Hubble (Hubble constant ).


Curva konstanta Hubble


HUKUM HUBBLE

Untuk tiap jarak sejuta tahun cahaya [9,460.700.E+18 km, 306,597.989 kiloparsec], kecepatan menjauh galaksi meningkat seratus mil per sekon [160,934 km/s].


KONSTANTA HUBBLE

H = v / s = c / rH
v = H . s
s = v / H

dimana

H, Hubble’s constant, konstanta Hubble, konstanta kosmik Hubble, konstanta semesta Hubble, dalam per sekon
v, velocity, kecepatan resesi galaksi, dalam meter per sekon
s, space distance, jarak relativ galaksi, dalam meter
c, konstanta kecepatan cahaya dalam ruang hampa = 2,997.925.E+08 m/s
rH, radius semesta Hubble, radius semesta bisa-diamati, dalam meter
tH, waktu ekspansi semesta Hubble, dalam sekon

H, konstanta semesta Hubble, dalam per sekon
= (50 → 100) km/s/megaparsec
= (50.000 → 100.000) m/s/1.000.000 parsec
= (0,5 → 1).E+05 m/s/E+06 parsec
= (0,5 → 1) m/s/10 parsec
= (0,5 → 1) m/s/10 x 3,085.674.E+16 m
= (0,5 → 1) / 3,085.674.E+17 /s
= (0,5 → 1) * 3,240.783.E–18 /s
= (1,620.291 → 3,240.783).E–18 /s
= (1,62 → 3,24).E–18 /s

Nilai konstanta Hubble adalah sekitar 100 mil per sekon per juta tahun cahaya. Sehingga untuk tiap jarak sejuta tahun cahaya, kecepatan menjauh galaksi meningkat 100 mil per sekon. Jarak semesta bisa diamati oleh Hubble mencapai 6 milyar milyar mil atau 6 milyar parsec.

Nilai konstanta Hubble ini berlaku dengan asumpsi bahwa semesta seragam dan homogen. Jika diasumpsikan tak seragam dan heterogen, maka nilai konstanta berubah, dan bervariasi antara 50 s/d 100 km per sekon per Megaparsec, dimana 1 parsec setara 3,261.560 tahun cahaya, dan 1 mil = 1,609.34 km atau 1 km = 0,621.371 mil.

Nilai konstanta Hubble membesar pada jarak ekstrim, karena penurunan kecepatan resesi galaksi dibawah pengaruh gravitasi, dimana semesta mulai merem pemuaian untuk berhenti memuai.


RADIUS SEMESTA HUBBLE

RADIUS SEMESTA BISA-DIOBSERVASI


Peningkatan radius semesta
sesuai dengan satu versi teori ledakan besar
dimana laju ekspansi bervariasi karena rapat masa galaksi

rH = c / H

rH, radius semesta Hubble, dalam meter
= 2,997.925.E+08 / (1,62 → 3,24).E–18 meter
= 299.792,5 km/s / ((100 → 50) km/s/Megaparsec)
= 2.997,9 → 5.995,9 Megaparsec
= 2,997.9 → 5,995.9 Teraparsec = ±(3 → 6) biliyun parsec
= (2,998 → 5,999) x 3,261.560 .E+09 tahun cahaya
= (9,778 → 19,566).E+09 tahun cahaya
= ±(10 → 20) biliyun tahun cahaya = ±(10 → 20) Hubble
= (9,778 → 19,566) x 9,460.732.E+21 km
= (9,251 → 18,501).E+22 km
= (92,5 → 185).E+21 km
= (92,5 → 185) sasaliun km = ±(100 → 200) sasaliun km
= (92,5 → 185).E+24 m
= (92,5 → 185) saptaliun meter = ±(100 → 200) sapataliun meter


WAKTU EKSPANSI HUBBLE

WAKTU EKSPANSI SEJAK DENTUMAN–BESAR | BIG–BANG

tH = 1 / H

tH, waktu ekspansi semesta Hubble, dalam sekon
= 1 / (1,62 → 3,24).E–18 sekon
= (0,312 → 0,617).E+18 sekon
= (0,312 → 0,617).E+18 tahun / 31.557.600
= (9,887 → 19,552).E+09 tahun = ±(10 → 20) bilyun tahun

Hubble memperoleh nilai bahwa peristiwa penciptaan semesta dari dentuman-besar | big-bang terjadi berkisar sekitar 10 s/d 20 milyar tahun silam, dengan asumpsi bahwa:

  • semesta seragam dan homogen.
  • kecepatan pemuaian semesta tengah berlangsung dalam kadar tetap ( constant rate ).
  • interval waktu-kosmik seragam dan kadar aliran waktu-kosmik ( cosmic-time flow ) adalah tetap, dimana jika salah satu berubah, maka dibutuhkan koreksi faktor waktu.

Asumpsi ini menjelaskan mengapa konstanta Hubble, radius semesta Hubble, dan waktu ekspansi Hubble, terletak antara dua limit rangkum nilai.

H konstanta semesta Hubble
= (1,62 → 3,24).E–18 /s< H radius semesta Hubble
= (9,778 → 19,566).E+09 tahun cahaya
= ±(10 → 20) bilyun tahun cahaya = ±(10 → 20) Hubble distance tH waktu ekspansi semesta Hubble
= (9,887 → 19,552).E+09 tahun
= ±(10 → 20) biliyun tahun = ±(10 → 20) Hubble time


DEVIASI HUKUM HUBBLE

KEMUNGKINAN PERCEPATAN ATAU PERLAMBATAN EKSPANSI


Kemungkian perubahan pemuaian semesta


Kecepatan ekspansi semesta mungkin tetap, tapi mungkin saja berubah, mencepat atau melambat.

  • spektrum dan kurva ± menunjukkan bila ekspansi tetap,
  • spektrum dan kurva + bila ekspansi mengalami percepatan, dan
  • spektrum dan kurva – bila ekspansi mengalami perlambatan.


REFERENSI UNIT JARAK RUANG FISIK SEMESTA

1 km = 0,621.371 mil
1 mil = 1,609.34 km
1 unit astronomik (jarak rerata antara Bumi dan Matahari) = 1,496.E+08 km = 1,496.E+11 meter
1 tahun cahaya (jarak ditempuh cahaya dalam setahun) = 9,460.700.E+12 km = 9,460.700.E+15 meter = 5,878.488.E+12 mil = 0,306.597.989 parsec
1 parsec (jarak paralaks) = 3,085.674.E+13 km = 3,085.674.E+16 meter = 3,261.560 tahun cahaya
1 Megaparsec = 1.E+06 parsec = 3,085.674.E+19 km = 3,085.674.E+22 meter
1 Hubble (distance) = 1.E+09 tahun cahaya = 1 milyar tahun cahaya
1 Hubble (time) = 1.E+09 tahun = 1 milyar tahun

__________



(C) 1995-2011 — Achmad Firwany

HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya tulis intelektual ini dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia.

Tak sebagian pun dr tulisan, dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, digandakan dan atau diperbanyak: diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedlm bentuk bahasa apapun atau disimpan dlm satu sistem retrieval apapun; dlm bentuk apapun atau dlm cara apapun, mencakup tp tak terbatas pd cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; utk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dr pemilik hak atas karya intelektual ini.

Untuk non-komersial, penggunaan sebagai rujukan atau referensi, secara keseluruhan atau sebagian, harap cantumkan sumber informasi ini sebagai acuan.


FINE ART
FIRWANY INTERNETWORK ENTERPRISE — ARTICLES ON REFORM AND TRANSFORM
adalah marka-niaga, identitas produk dan properti Achmad Firwany

SITE:
http://www.thefineart.co.cc
http://www.firwany.co.cc

BLOG :
http://blog.firwany.co.cc
http://firwany.blogspot.com

FACEBOOK :
http://www.facebook.com/fineart.pro.id
http://www.facebook.com/pages/fine-art/201303343218367
http://fb.firwany.co.cc
http://www.facebook.com/people/achmad-firwany/100000427899819

Selasa, 01 Maret 2011

SANG LEDAKAN-BESAR – THE BIG-BANG

SANG LEDAKAN-BESAR – THE BIG-BANG

(C) 1995-2011 - Achmad Firwany


George Gamow

Berbagai teori kosmofisika penciptaan semesta, bahwa semesta berasal dari satu keterpaduan, diajukan sejak 1927–1931 oleh Georges Edward Lemaitre (1894–1966), matematikan dan kosmologiwan Belgia yang kemudian jadi pendeta, lalu pada 1940-1946 oleh George Gamow (1904–1968), fisikawan teoritis Rusia–Amerika, hingga 1988–1998 oleh Stephen W. Hawking (1942–), fisikawan Inggris, memberikan hasil perhitungan matematik sangat akurat dalam ukuran waktu dalam hubungan dengan suhu dan tenaga penciptaan pertama atom H sebagai hasil integrasi elektron dan proton.


Pusat Dentuman Besar - Big Bang - cikal-bakal jagatraya

Kini, berdasarkan pada fakta data data pengamatan dan penelitian, para kosmofisikawan sepakat bahwa penciptaan semesta diawali oleh satu dentuman besar (big bang) dari satu telur atom sebagai satu ketunggalan mutlak (absolut singularity), dan sebagai cikal bakal partikel subnuklir pembentuk atom H.


Ilustrasi Dentuman Besar - Big Bang - dari Yelm atau telur primordial

 

SEGALA SESUATU BERASAL DARI AIR

Berdasarkan pada penemuan terakhir di bidang sains: fisika, kimia, biologi, astronomi, dan kosmologi, telah terbukti bahwa air adalah asal kejadian dan sumber kehidupan segala sesuatu makhluq di dunia dan di alam semesta (universe). Fakta dan data ilmiah menunjukkan bahwa atom air adalah zat pertama diciptakan dalam penciptaan semesta. Air adalah asal-mula kehidupan, air adalah sumber kehidupan, dan dengan air pula kita hidup. Tidakkah kita menyadari bahwa tiap manusia berasal dari setetes air? Lalu apa yang anda ketahui tentang air?



AIR

Air murni (pure water, aqua pura) memiliki nama ilmiah Hidrogen DiOksida (Hydrogen DiOxyde) dengan rumus kimia: H20. Artinya tiap satu molekul air terdiri dari dua atom Hidrogenium (Hydrogen, H, zat air) dan satu atom Oksigenium (Oxygen, O, zat asam). Jika air murni dididihkan, maka dua molekul air akan memisahkan diri menjadi dua molekul gas air dan satu molekul gas asam, dengan rumus reaksi keseimbangan kimia:

2 H2O " 2 H2 + O2

Atom air atau Hidrogenium adalah atom terkecil dan paling ringan, dan asal kejadian semua atom. Tiap atom lain adalah merupakan kelipatan bulat (integer multiply) atom H. Atom O misalnya, merupakan kelipatan 8 atom H, sehingga memiliki nomor atom 8, dan memiliki berat 2 x 8 = 16 x berat atom H. Dengan demikian berat 1 molekul H2O = 2 + 16 = 18. Jadi seluruh atom lain adalah turunan atau penjelmaan rangkap atom air (derivative or multiple manifestation of Hydrogen atom).



DAYA DAN KEKUATAN AIR

Jika tiap ruang didalam semesta diisi oleh atom, maka berarti di tiap titik didalam alam terdapat manifestasi Hidrogenium atau derivasi air. Air murni bening, tak berwarna, tak berbau, dan tak berbentuk. Tapi karena keberadaannya yang sangat primitiv, air dapat memanifestasikan dirinya kedalam bentuk apa saja.


Sebuah pusat alami Tsunami di tengah samudera

Didalam alam, sebuah kristal air, setetes embun atau sebungkah es adalah wujud lain keberadaan air. Hamparan samudera, gunung es, komet es (icy comet) dan meteorite es (icy meteorite) adalah manifestasi lain yang mengandung kekuatan supra dahsyat. Dan begitu pula dengan banjir bah dan Tsunami, adalah bentuk lain air sebagai penghancur. Namun dibalik semua itu, sebaliknya air memiliki kekuatan luarbiasa dalam memberi, membangun dan menopang kehidupan, begitu pula dalam pemeliharaan, kesehatan, dan penyembuhan segala penyakit apa pun di dunia ini.

Pernahkah anda menyaksikan seseorang dukun ahli dalam pengobatan alternativ, yang meminta air bening dalam gelas kemudian ia membacakan do’a atau jampi-jampi terhadap air tersebut, lalu air itu diminuman kepada si sakit, dan tak lama kemudian sembuh? It is magic? No, it is scientific! Tak ada yang ajaib di alam ini bila kita mengetahui ilmunya.


Pertama cahaya lalau jadi plasma


Sebelum menjadi nebula


Ketika nebula mulai dibentuk



PEMBETUKAN ANASIR DAN SEMESTA [1]


Stephen W. Hawkings

Satu hal spesifik dalam teori George Gamow adalah bahwa ia menghitung waktu pembentukan atom dalam penciptaan semesta. Hal ini kelak kemudian menjadi perhatian Stephen W. Hawkings, yang mengulasnya pada 1988 dalam bukunya "A Brief History of Time." Gamow menggambarkan sesaat sebelum ledakan, suhu, tekanan, dan rapat masa materi ylem mencapai tak terhingga. Sesaat setelah ledakan, terjadi ekspansi, suhu, tekanan, dan rapat masa materi menurun secara drastis, tapi relativ masih sangat tinggi, dimana partikel subnuklir dimampatkan dalam rapat masa sekitar 10^15 gram per sentimeter kubik atau 10^12 kali rapat masa air murni.


Ilustrasi waktu dan peristiwa Dentuman Besar

Setelah lima menit pertama, sementara ekspansi terus berlanjut, rapat masa menurun sekitar 10^-6 kali rapat masa air atau sekitar 0,000.001 gram per sentimeter kubik, dan sesaat kemudian suhu turun dibawah titik didih nuklir, tenaga gerak rerata partikel menurun dibawah tenaga ikat rerata partikel nuklir, dimana proton tak lagi bisa berpadu dengan elektron untuk membentuk kembali neutron, melainkan bersama neutron membentuk nukleon. Yang dibentuk pertama adalah inti atom Hidrogenium, monotron, kemudian deuteron, triteron, dan inti atom Helium atau partikel Alpha. Dalam menit berikutnya, yang terjadi adalah produksi atom Hidrogenium hingga melimpah ruah, kemudian Helium, dan seterusnya, dimana diantara penangkapan neutron (neutron capture) terjadi peluruhan Beta, sedemikian sehingga terjadi rangkaian isotop dan isobar atom, dari yang teringan hingga yang terberat.


Ilustrasi waktu dan peristiwa Dentuman Besar


Partikel elementer membentuk nebula

Demikian seterusnya, dengan rumus umum, atom A-1 menangkap neutron menjadi isotop atom A, kemudian isotop atom A mengalami luruhan Beta menjadi isobar atom A atau menjadi isotop atom B, dimana A = B, kemudian menangkap neutron lagi menjadi isotop atom B = B+1. Dengan pola serupa, dibentuk berbagai atom hingga Uranium-240 (U-240), sehingga diperlukan 240 ekuasi fisika matematik untuk menyatakan reaksi formasi nuklir dan atomik ini.

Sementara konsentrasi neutron terus menurun karena luruhan Beta dan penangkapan netron oleh nukleon, konsentrasi proton dan elektron terus meningkat, sedemikian sehingga pada tahap akhir pembentukan atom, Hidrogenium melimpah ruah dalam semesta. Berdasarkan data dan fakta alami, Makin ringan dan simpel suatu atom, makin besar konsentrasinya di alam. Sebaliknya, makin berat dan kompleks suatu atom, makin kecil konsentrasinya di alam.


Proses pembentukan nebula dan galaksi dalam milyaran tahun

 



EKSPANSI SEMESTA


Albert Einstein

Pada 1916-1917, Albert Einstein (1979-1955), fisikawan Jerman-Amerika, secara tak sengaja menemukan dalam perhitungan matematik bahwa semesta memuai. Tapi ia tak percaya dan menganggapnya tak mungkin, dan membuat satu konstanta metematik untuk menahan pemuaian ini yang dikenal kemudian sebagai konstanta kosmik Einsten yang kontradiktiv.


Pemuaian jagatraya ruang vs waktu

 



Edwin P. Hubble

Tapi pada 1923-1932, Edwin Powell Hubble (1889-1953), astronomer Amerika, secara faktual melalui pengamatan observatorial menemukan bahwa semesta memuai, berdasarkan pada rekaman bahwa semua galaksi bergerak saling menjauhi dari pusat semesta yang merupakan titik pusat ledakan besar penciptaan semesta, sebagaimana diperkirkan Lemaitre dan Gamow. Kini, berdasarkan pada fakta data data pengamatan dan penelitian, para kosmofisikawan menetapkan kesimpulan bahwa semesta memang memuai dalam satu pemuaian semesta (the universal expansion of universe).

USIA SEMESTA

Berdasarkan pada perhitungan kecepatan gerak resesi galaksi, Hubble menetapkan satu konstanta dan memperoleh angka-angka bahwa semesta diciptakan tak kurang daripada 20 milyar tahun silam, dan radius semesta sekarang tak kurang daripada 200 x 10 pangkat 21 km.


Arnold A. Penzias dan Robert W. Wilson

Pada 1965, Arnold A. Penzias dan Robert. W. Wilson, di Laboratorium Telepon Bell, AS,secara tak sengaja mendeteksi radiasi latarbelakang yang terrekam sebagai derau (noise) gelombang elektomagnetik, tapi kemudian setelah diteliti ternyata adalah gelombang bekas ledakan penciptaan semesta yang berasal dari titik pusat ledakan, dan pusat semesta pun ditemukan.


ENAM ERA PENCIPTAAN SEMESTA

Hasil kalkukasi mutakhir memperoleh angka-angka bahwa telur atom cikal-bakal semesta diciptakan sekitar 21 milyar tahun lampau. Dan semesta telah melalui enam era atau babak pembentukan. Teori mutakhir, mengangkat kembali teori waktu kosmik-atomik atau waktu-berimpit-ganda, yang diajukan pada 1932-1951 oleh Edward Arthur Milne (1896-1950), astronom Inggris; dan menghitung bahwa tiap era tersebut tak sama lamanya, makin kini makin pendek durasi waktunya, dimana era pertama enam kali lebih lama daripada era keenam. Hasil permutasi matematik 6! = 6 + 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 21 adalah setara dengan usia total semesta 21 milyar tahun. Kita sekarang berada dalam era keenam.


The Milky Way atau Sang Bima Sakti Galaksi Kita

Semua informasi dari data ilmiah dan fakta alamiah diatas, ternyata sesuai benar dengan keterangan kitab suci agama samawi, seperti At-Tawrat, Al-Injil, dan Al-Qur`án. Dari semua kitab agama samawi, Al-Qur`án adalah satu-satu-nya yang menyebutkan dengan jelas informasi tersebut diatas.


PEMBETUKAN ANASIR DAN SEMESTA [2]

Critchfied dan Smart, dua fisikawan nuklir, telah menunjukan bahwa dalam satu nukleon yang mengandung lebih banyak neutron daripada proton, persentasi maksimum neutron dapat dikandung sebuah nukleon dan masih dapat mempertahankan stabilitasnya hanya sekitar 70 persen. Dalam keadaan labil, neutron dalam sebuah nukleon dapat mengalami luruhan Beta, melepaskan elektron, dan menjadi proton. Satu atom dengan nukleon labil membutuhkan interval waktu tertentu, bergantung pada komposisi nukleonnya, untuk mengalami luruhan Beta, dan berubah menjadi isotopnya.

Pembetukan partikel dan atom dalam penciptaan semesta berdasarkan teori Big Bang, dalam 30 menit pertama setelah ledakan, dapat digambarkan lebih-kurang sebagai berikut. Dalam lima menit pertama, pertama kali partikel subnuklir diciptakan adalah neutron bebas. Konsentrasi neutron melimpah ruah. Kemudian neutron luruh dalam proses luruhan Beta menjadi proton bebas dan elektron bebas. Konsentrasi neutron menurun. Sebaliknya konsentrasi proton dan elektron meningkat. Setelah lima menit pertama, proton yang mencoba bergabung kembali dengan elektron untuk membentuk neutron gagal sehingga membentuk Hidrogenium (H-1). Kemudian proton menangkap neutron untuk membentuk Deuteron. Konsentrasi neutron, proton, dan elektron menurun. Konsentrasi Hidrogenium meningkat. Deuteron menangkap elektron untuk membentuk Deuterium (H-2) atau Hidrogenium berat. Konsentrasi elektron menurun. Konsentrasi Deuterium meningkat. Kemudian Deuterium menangkap neutron untuk membentuk Tritium (H-3) atau Hidrogenium supra-berat. Kemudian Tritium mengalami luruhan alpha, dimana neutron dalam Triton luruh jadi proton elektron, sehingga Tritium berubah jadi Trhelium (He-3) atau Helium ringan. Kemudian Trhelium menangkap neutron untuk membentuk Helium (He-4).

__________



(C) 1995-2011 — Achmad Firwany

HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya tulis intelektual ini dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia.

Tak sebagian pun dr tulisan, dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, digandakan dan atau diperbanyak: diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedlm bentuk bahasa apapun atau disimpan dlm satu sistem retrieval apapun; dlm bentuk apapun atau dlm cara apapun, mencakup tp tak terbatas pd cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; utk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dr pemilik hak atas karya intelektual ini.

Untuk non-komersial, penggunaan sebagai rujukan atau referensi, secara keseluruhan atau sebagian, harap cantumkan sumber informasi ini sebagai acuan.


FINE ART
FIRWANY INTERNETWORK ENTERPRISE — ARTICLES ON REFORM AND TRANSFORM
adalah marka-niaga, identitas produk dan properti Achmad Firwany

SITE:
http://www.thefineart.co.cc
http://www.firwany.co.cc

BLOG :
http://blog.firwany.co.cc
http://firwany.blogspot.com

FACEBOOK :
http://www.facebook.com/fineart.pro.id
http://www.facebook.com/pages/fine-art/201303343218367
http://fb.firwany.co.cc
http://www.facebook.com/people/achmad-firwany/100000427899819