REVOLUSI BARU DALAM MEMORI KOMPUTER Selasa, 25 Januari 2011
Jakarta (ANTARA News) - Para peneliti dari Universitas North Carolina telah mengembangkan satu perangkat baru yang menghadirkan kemajuan signifikan pada memori komputer sehingga energi yang dipakai server-server menjadi lebih efisien dan memungkinkan
komputer lebih cepat dihidupkan. Editor: Jafar M Sidik http://www.antaranews.com/berita/243320/revolusi-baru-dalam-memori-komputer |
Rabu, 26 Januari 2011
REVOLUSI BARU MEMORI KOMPUTER
Senin, 03 Januari 2011
ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB
LINGKUP : &HUKUM, SOSIAL, MANAJEMEN, BISNIS ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN — TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB
Sbgmn kita semua ketahui, kebanyakan kita pasti akan menuntut hak kita miliki, tp banyak juga diantara kita lalai akan pemenuhan kewajiban semestinya kita penuhi. Padahal ada hak ada kewajiban, dan itu mesti seimbang. Hak itu ada krn pemenuhan kewajiban. Jika kewajiban itu tak dipenuhi, maka dgn sendirinya hak tsb hilang. Begitu juga dlm pelaksanaan tugas, banyak diantara kita mampu melaksanakannya dgn cukup baik, tp tak banyak diantara kita bisa dan mau bertanggungjawab atas konsekuensi dan resiko tugas diberikan. Padahal ada tugas ada tanggungjawab, dan itu mesti seimbang. Tugas itu diberikan krn dianggap mampu utk bertanggungjawab. Jika pertanggungjawaban itu tak dipenuhi, maka dgn sendirinya berlaku pembebastugasan. Suatu organisasi, utk menjadi kuat hrs dibangun diatas fondasi kuat, dan fondasi itu itu adalah semangat, mental dan disiplin anggota, dgn kesadaran penuh atas hak dan kewajiban serta tugas dan tanggungjawab. . . . Semoga bisa menjadi bahan renungan dan pemikiran, dan bermanfaat utk semua.
|
Minggu, 02 Januari 2011
UKURAN BENAR—SALAH DAN BAIK—BURUK
LINGKUP : HUKUM, SOSIAL, MANAJEMEN, BISNIS, FILSAFAT, AGAMA UKURAN BENAR—SALAH DAN BAIK—BURUK : JAZAM UNTUK KONTEKS TELADAN BAIK DAN TELADAN BURUK (C) 2001-2011 — Achmad Firwany Yang dimaksud dengan jazam adalah peraturan, keputusan, kepastian, ketentuan, ketetapan, atau keyakinan teguh, tegas, dan pasti dan tiada keraguan padanya. Jadi tidak berdasarkan pada dugaan atau sangkaan. Dalam konteks ini, jazam dibedakan atas dua pasang, dimana sepasang-berpihak pada kesejatian atau kebenaran, sementara sepasang-lagi berpihak pada kepalsuan atau kekeliruan, dan dimana sepasang-berlandasakan pada dalil, sedangkan sepasang-lagi tak berlandasakan pada dalil. Adapun empat jazam ini adalah:
Krn ini meminjam istilah bhs Arab, penjelasannya adalah sbb. Ma’riyfat (pengenalan, pemahaman, pengertian, pengetahuan, recognition, comprehension, understanding, knowledge) adalah jazam yang mufakat pada haq dan dengan berdasarkan pada dalil. Artinya, tindakan yg benar dan baik, dan beralasan dan berlandaskan pd kebenaran dan kebaikan. Ini adalah jalur diambil oleh para pemimpin baik, sbg pengemudi kendaraan bergerak ke arah benar. Taqlid shahiyh (keikutsertaan benar, right follow) adalah jazam yang mufakat pada haq dan tanpa berdasarkan pada dalil. Artinya, tindakan yg benar dan baik, tp tanpa alasan, melainkan hanya krn ikut kpd yg benar dan baik. Ini adalah jalur diambil oleh para pengikut baik, sbg penumpang kendaraan bergerak ke arah benar. Jahil murakkab (kebodohan beralasan, reasonable stupidity) adalah jazam yang tidak mufakat pada haq dan dengan berdasarkan pada dalil. Artinya, tindakan yg salah dan buruk, dan beralasan dan berlandaskan pd kesalahan dan keburukan. Inbi adalah jalur diambil oleh para pemimpin buruk, sbg pengemudi kendaraan bergerak ke arah salah. Taqlid bathil (keikutsertaan salah, wrong follow) adalah jazam yang tak mufakat pada haq dan tanpa berdasarkan pada dalil. Artinya, tindakan yg salah dan buruk, tp tanpa alasan, melainkan hanya krn ikut kpd yg salah dan buruk. Ini adalah jalur diambil oleh para pengikut buruk, sbg penumpang kendaraan bergerak ke arah salah. . . . Demikian semoga bisa dicerna dan berguna.
|
LOGIKA ARTI-KATA BAHASA
LINGKUP : BAHASA, LINGUISTIKA, SAINS, MATEMATIKA, INFORMATIKA, FISIKA, ELEKTRONIKA, TEKNOLOGI INFORMASI, TEKNOLOGI KOMUNIKASI, FILSAFAT, AGAMA LOGIKA ARTI-KATA BAHASA (C) 2001-2011 — Achmad Firwany Kita sering terjebak dgn kebiasaan penggunaan kata, istilah, atau ungkapan, seolah segala sesuatu itu berkonotasi selalu baik, padahal tak selalu demikian. Secara bhs, arti umum teladan adalah panutan, contoh, atau misal (similitude, example), dan bisa memiliki arti positiv dan juga negativ, baik atau buruk. Jika disebut teladan saja, maka pd umumnya konotasinya adalah dlm arti positiv. Jadi secara bhs, bisa dinyatakan pasangan kata majemuk, teladan baik dan teladan buruk. Analogi dgn nilai bilangan dlm hitungan, bisa bernilai positiv | plus dan juga negativ | minus. Jika tak diberi tanda (+ atau -), maka berarti bilangan bernilai positiv. . . . Hampir tiap hal netral di alam ini secara normal selalu dinyatakan dlm pasangan (in pair, in mate). Ada positiv ada negativ, ada baik ada buruk. Meski pd dasarnya yg buruk itu sering diabaikan. Analogi dlm kata bhs juga berlaku utk kata "akhirat." Jika tak disebutkan secara tersurat atau eksplisit, maka org mengkonotasikannya dlm konteks baik atau positiv, dan berarti "surga." Padahal akhirat secara tersirat atau implisit mencakup arti, selain surga, juga "neraka" yg mempunyai konteks buruk atau negativ. Secara logika, ada nol (0) ada satu (1), meski pada dasarnya nol itu tak ada, krn berarti nihil, kosong, hampa, atau ketiadaan, tp dia dibutuhkan utk menunjukkan adanya satu. Demikian juga gelap dan terang. Gelap itu adalah ketiadaan cahaya, sedangkan terang adalah keberadaan cahaya sbg energi sekaligus materi. Jadi kegelapan itu tdk ada, yg ada adalah terang. Tp gelap dibutuhkan utk menujukkan adanya terang. Begitu pula dgn dingan dan panas. Dingin itu tdk ada, yg ada adalah panas. Dingin adalah ketiadaan panas sbg energi yg memiliki ukuran kualitas dan kuantitas. Kebaikan dan keburukan adalah pasangan. Secara logika bhs, keburukan bisa diartikan sebagai kebaikan negativ, dan sebaliknya. Bhs selalu berkembang, mengadopsi kata dan beradaptasi dgn lokasi, dan didlm ilmu bhs atau lingusitik, ada cabang ilmu yg dinamakan mantik sharaf bahasa, logika arti-kata bahasa, atau logika semantik linguistik (linguistic semantic logics) yg berkembang sejak Aristoteles, dan hingga kini tetap diajarkan di fakultas sastra universitas, spt di UI misalnya, dan di institut linguistik di seluruh dunia. Dari logika semantik linguistik Aristoteles, kemudian dikembangkan logika simbolik matematik Boole, dan akhirnya ke logika digital elektronik Shannon yg menjadi dasar ilmu komputer dan elektronika digital modern ini. . . . Demikian semoga bisa dipahami dan berguna.
|
Sabtu, 01 Januari 2011
KOMITMEN, DISIPLIN, HUKUM DAN SANKSI
LINGKUP : HUKUM, SOSIAL, MANAJEMEN, BISNIS KOMITMEN, DISIPLIN, HUKUM DAN SANKSI (C) 2001-2011 — Achmad Firwany Komitmen adalah merupakan suatu pemenuhan tindakan atas ketentuan tlh disepakati dan disetujui, jadi jelas ini merupakan hubungan sebab dan akibat (causal and effect; precedence and antecedence). Artinya, hrs terlebih dulu ada patokan atau rujukan utk dipatuhi. Sedangkan disiplin adalah perilaku cara pemenuhan tindakan tsb sesuai dgn aturan tlh ditetapkan. Jadi sblm komitmen dan dispilin tsb diberlakukan, hrs terlbh dulu ada hukum, peraturan, atau ketetapan diberlakukan. Dan dgn ditegakkannya hukum, dgn sendirinya ada sanksi, krn hukum tak mungkin dpt ditegakkan dan memiliki kekuatan tanpa sanksi atas pelanggaran thdp apa yg tlh ditetapkan oleh hukum tsb; dan hukum dgn sanksi setara adalah suatu keadilan (justice). . . . Berkenaan dgn ini, terlepas dari bentuk dan sifat, suatu organisasi formal besar sdh sewajarnya memiliki perangkat aturan hukum dan manajemen utk anggotanya. Krn makin besar organisasi atau makin banyak anggota, makin dibutuhkan cara pengaturan secara stuktural, legal dan manajerial, krn yg diatur adalah manusia, yg cendrung melakukan kealpaan, kekeliruan, pelanggaran, dan bahkan pembangkangan. Bisa dimaklumi bila krn ketaktahuan atau ketaksampaian (tdk tabligh atau baligh), tp dlm kenyataan kebanyankan adalah krn ketakpedulian, spt krn kurangnya rasa memiliki (sense of belonging). Hal serupa juga berlaku untuk suatu negara. Seberapa besar rasa kebangsaan dan kepedulian pemerintah dan masyarakat menjadi ukuran. . . . Semoga berhikmah, berguna dan bisa dicerna. |
KEPEMIMPINAN DAN KETELADANAN
LINGKUP : HUKUM, SOSIAL, MANAJEMEN, PSIKOLOGI, FILSAFAT, AGAMA KEPEMIMPINAN DAN KETELADANAN (C) 2001-2011 — Achmad Firwany Secara faktual, kita memiliki kendala dlm keteladanan dlm masyarakat kita, krn pd dasarnya menyangkut keteladanan, panutan, atau contoh (precedent, example) ada 4 (empat) kemungkinan perilaku manusia bisa terjadi.
Tentu yg kita semua inginkan adalah keteladan utk butir 1 dan 2, tp dlm kenyataan dlm masyarakat kita, juga hadir oknum utk keteladanan utk butir 3 dan 4. Sebrp baik atau sebrp buruk keadaan suatu masyarakat atau komunitas bisa menjadi ukuran kasar rasio atau perbandingan antara dua kubu diatas. Jadi akan senantiasa tetap dibutuhkan pembentukan karakter manusia melalui pendidikan, pelatihan, pencerahan, penyuluhan, agar kebanyakan org bisa memberikan teladan baik, terutama manusia tipe butir 1, krn dlm kenyataan, tak bisa kita pungkiri bahwa, masyarakat kita saat ini mengalami krisis kepemimpinan (leadership) yg patut jadi contoh atau teladan baik. Dominasi manusia tipe butir 1 dan 2 bisa terjadi dgn sedirinya hanya bila ada kesadaran (conciousness), dan populasinya hanya segelintir, selebihnya dibutuhkan pembentukan melalui proses pengenalan (recognition, mariy'fat), dan bahkan penegakkan atau pemaksaan (enforcement) ketentuan, ketetapan, peraturan, undnag-undang, atau hukum, dan ini jadi satu alasan knp aturan hukum dan manajemen perlu dibuat, dan tentu dengan sanksi setara, shg memiliki kekuatan untuk dipatuhi dan dilaksanakan. Celakanya, makin banyak peraturan dibuat untuk mengantisipasi, menjadi cermin dan ukuran berapa banyak pelanggaran telah dan mungkin akan terjadi dlm suatu masyarakat di masa kini. Suatu organisasi atau negeri yang kaya akan peraturan, menunjukan betapa bobrok mental, moral, dan poerilaku masyarakatnya. . . . Semoga berhikmah, berguna dan bisa dicerna. |