Jumat, 01 Januari 2010

FISIKA : KEKUATAN SEBUAH TEORI #2

KEKUATAN SEBUAH TEORI

DIBALIK PERISTIWA KEMERDEKAAN RI — 17 AGUSTUS 1945


(C) 2006—2011 — Achmad Firwany


BAGIAN DUA [BAGIAN TIGA] [BAGIAN SATU]



MEMAHAMI TEORI RELATIVITAS

Penjelasan ilmiah populer sederhana teori relativitas adalah sebagai berikut:

    Alam fisik, jagatraya atau semesta (universe) dan seluruh isinya memiliki besaran dan ukuran matematik dan fisik, dimana relasi dan interaksi antara segala sesuatu terkandung didalamnya bisa dinyatakan secara matematik dan fisik, dalam bentuk khusus|spesifik atau pun umum|generik.

    Demikian juga teori relativitas terbagi dua atas: teori relativitas khusus (special theory of relativity) (1905–1907) untuk rangkum terbatas dan teori relativitas umum (general theory of relativity) (1916–1918) untuk rangkum universal.

    Dimensi ruang: panjang, luas, dan isi dan dimensi waktu adalah besaran-besaran fisik yang relativ|nisbi, bisa memelar dan mengerut seperti karet, tergantung pada kerangka–acuan mana (reference–frame) mana ia diukur, dan perubahannya dalam teori relativitas dapat diukur menggunakan formula matematis dilasi ruang dan dilasi waktu: Fizgerard–Lorentz space–time dilation | dilatation.

    Waktu yang dialami seseorang yang tinggal di Bumi dan yang bergerak dengan kecepatan tinggi mendekati kecepatan cahaya di angkasa adalah berbeda, dimana seribu tahun di Bumi bisa setara sehari di angkasa. Sedemikian sehingga seandainya kita hari ini berangkat ke angkasa dengan pesawat antariksa secepat kilat, ketika kemudian besok kita kembali, ternyata manusia di Bumi telah mengalami perubahan generasi beberapa millenium.

    Penggabungan tiga koordinat dimensi ruang (panjang, lebar, tinggi | dalam) dan satu koordinat dimensi waktu, membentuk satu kesinambungan ruang–waktu empat-dimensi (four-dimensional space–time continuum), dimana bisa dilakukan transformasi koordinat secara matematik dan fisik (space–time coordinates transformation), yang memungkinkan kita berpindah dari satu ruang–waktu ke ruang–waktu lain secara utuh.

    Jika kita bisa bergerak kekiri–kekanan, atau naik–turun, atau maju–mundur dalam satu dimensi ruang, ada kemungkinan kita juga bisa maju-mundur dalam satu dimensi waktu. Secara teoritis ideal kita bisa pergi ke masa telah lampau atau ke masa akan datang (negative–positive motion in time).

    Konsep bergerak maju–mundur dalam waktu ini mengilhami kemungkinan dibuatnya mesin-waktu (time-machine) untuk melakukan petualangan antar-waktu, dan H.G. Wells dengan kisah fiksi "The Time Machine".

    Problemnya, secara alami, kita manusia adalah pejalan-ruang (space-traveler) yang bisa bebas bergerak dalam ruang, tapi hanya bisa maju dalam waktu; bukan pejalan-waktu (time-traveler) yang bisa bebas bergerak dalam waktu, sementara maju dalam ruang.

    Namun ada satu peluang, bahwa kita hidup dalam semesta yang mungkin memiliki karakteristik dimensi seperti Bumi, yaitu terhingga tapi tak-terbatas (finite but unbounded), dimana kita bisa pergi hanya sebatas bulatan (globe) tapi bisa pergi kemana saja pada permukaannya tanpa halangan fisik karena bentuknya yang bundar (globular, spherical).

    Di alam nyata, kita tak pernah berada pada 'tempat dan waktu sama', karena tiap saat kita berpindah dalam koordinat kesinambungan ruang-waktu, karena jagataraya kita memuai (expansion of the universe).

    Pemuaian semesta ini secara fisik dapat dideteksi dari rekaman pergeseran merah (red shift) efek Dopler dari spektrum cahaya benda-benda angkasa seperti galaksi | gugus-bintang, bintang, dan lainnya.

    Namun, tiap ruang-waktu yang telah kita lalui, akan tetap menyimpan rekaman kejadian, data dan informasi, kronologi dan sejarah, tentang apa saja yang telah terjadi pada ruang dan waktu tertentu. Barangkali ini satu cara Alláh merekam tentang apa saja yang telah kita kerjakan atau perbuat.

    Karena tiap saat kita berpindah dalam koordinat kesinambungan ruang-waktu, di alam nyata, kita tak pernah berada pada 'tempat dan waktu sama‘.

    Jadi kalau ada pembawa acara, MC, protokol, penyiar radio atau televisi yang mengatakan: "sampai berjumpa kembali pada tempat dan waktu yang sama" adalah satu kekeliruan dan kebohongan besar!




PHOTON DAN TACHYOON | BARQUN

    Kecepatan cahaya dalam ruang hampa, relativ konstan, tetap atau tak berubah, dan secara dasar, tanpa pengaruh luar, adalah seragam (uniform) dimana pun di jagatraya [Michelson-Moreley experiment], dan secara asumsiv adalah kecepatan maksimum dapat dicapai dalam bentuk materi dapat dideteksi dalam rangkum validasi Teori Relativitas.

    Tapi tidak berarti bahwa tak ada materi yang bergerak lebih cepat dari 'photon' (foton, foto, cahaya), karena kemudian dikenal sejenis partikel hipotetis yang disebut 'tachyoon' (barqun, buraqun, kilat), yang eksistensi hanya bisa dideteksi diatas kecepatan cahaya, tapi justeru lenyap dibawah kecepatan cahaya [Gerald Feinberg's theory of tachyoon — complementary theory of Einstein’s relativity].

    Konsep ini mengilhami, didalam film fiksi ilmu, dibuatnya kapal antariksa antar-galaktik dengan kecepatan jutaan kali kecepatan cahaya, seperti 'the US StarShip' dalam 'StarTrek', dan lainnya.




TEORI MEDAN TERPADU

    Di alam nyata, ternyata garis lurus (straight line) dan bidang datar (flat plane) hanyalah bentuk pecahan kecil sekali (discrete finitesimal), karena dalam kenyataannya yang ada adalah garis lengkung (curved line) dan bidang lengkung (curved plane), karena adanya kelengkungan ruang (curvature of space) sebagai dampak keberadaan interaksi gravitasi atau gaya tarik-tolak alami materi netral.

    Di alam, ada lima gaya interaksi universal (tarik–tolak semesta) yang saling berkaitan satu dengan yang lain, yang mengendalikan seluruh aktivitas dan dinamika jagatraya. Semuanya adalah satu hal sama dalam wujud berbeda, yang efeknyanya berlaku tergantung ukuran skala jarak.

    Masing-masing, berurutan dari skala besar | jarak jauh ke skala kecil | jarak dekat, yaitu: berat (gravitasional interaction), listrik–magnit (electromagnetic interaction), lemah atomik (atomic weak interaction) dan kuat nuklir (nuclear strong interaction). Lima interaksi ini identik, alias serupa tapi tak sama, tapi 'they have something in common'.

    Relasi lima interaksi ini secara matematik dan fisik dirangkum dalam teori medan terpadu (unified field theory) dan teori terpadu agung (grand unifield theory).



BERSAMBUNG KE BAGIAN TIGA . . .
________________________________________________________

(C) 2006—2011 — Achmad Firwany

HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya tulis intelektual ini dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia.

Tak sebagian pun dr tulisan, dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, digandakan dan atau diperbanyak: diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedlm bentuk bahasa apapun atau disimpan dlm satu sistem retrieval apapun; dlm bentuk apapun atau dlm cara apapun, mencakup tp tak terbatas pd cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; utk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dr pemilik hak atas karya intelektual ini.

Untuk non-komersial, penggunaan sebagai rujukan atau referensi, secara keseluruhan atau sebagian, harap cantumkan sumber informasi ini sebagai acuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar