Minggu, 10 Januari 2010

TEORI KEBUTUHAN

LINGKUP : MANAJEMEN, EKONOMI, SOSIAL, PSIKOLOGI



TEORI KEBUTUHAN — THE THEORY OF NEED

kompilasi dan transkripsi: (C) 2004-2011 — Achmad Firwany



BAGAIMANA MENGIDENTIFIKASI SKALA PRIORITAS KEBUTUHAN?

Kebanyakan orang gagal dalam mengidentifikasi skala prioritas kebutuhan bagi dirinya sehingga dorongan terhadap kepemilikan akan sesuatu menjadi beban berat hidupnya, dan berdampak secara psikologis dan ekonomis, dan bahkan bisa berkepanjangan tiada habisnya, sehingga manusia menjadi budak dari kebutuhannya.

Satu teori penting dalam psikologi dan ekonomi, terutama dalam manajemen, khususnya, manajemen personalia | sumberdaya manusia dan dalam majemen pemasaran. Teori ini merupakan alat jitu untuk memotivasi orang atau kelompok, karena kebutuhan orang akan sesuatu adalah motivasi orang bekerja untuk mencapainya, dan juga rumus jitu dalam pemasaran, karena momen terbaik memasarkan produk adalah menawarkan produk ketika orang sedang sangat membutuhkannya.

Mengapa kebanyakan orang baru melakukan pendekatan diri kepada tuhan setelah usianya beranjak menjadi tua dan atau setelah kehidupan ekonominya menjadi mapan? Mengapa justeru pendekatan diri kepada tuhan ini menjadi kebutuhan terakhir? Faktor apa yang membuat kebutuhan spritual ini ditinggalkan di usia dini? Artikel ini ditulis untuk menjawab semua pertanyaan ini.

piramida hirarki kebutuhan Maslow

Gambar piramida diatas adalah sudah sangat terkenal dgn sebutan piramidahirarki kebutuhan Maslow (Maslow's pyramid for hierarchy of needs), merupakan presentasi Teori Kebutuhan Maslow. Piramida skala prioritas kebutuhan ini diangkat dan dikembangkan dari the theory of need dan the hierarchy of need, yang semula dikemukakan oleh Abraham H. Maslow (Maslow, Abraham H. Motivation and Personality. Harper. New York, USA, 1955).

Bagaimana penjabaran piramida ini, dikupas pd pos berikut.



TEORI KEBUTUHAN — THE THEORY OF NEED

LIMA HIRARKI SKALA PRIORITAS KEBUTUHAN

Berikut adalah hirarki peringkat kebutuhan kebanyakan manusia pada umumnya, yang berkembang selaras dengan perkembangan usia dan dengan pencapaian status ekonomi, yang jika disusun bertumpuk, maka akan membetuk piramid, dimana kebutuhan penemuan jati-diri dan pendekatan diri kepada tuhan menjadi puncaknya. Mulai dari bawah ke atas, secara berurutan, skala prioritas kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :

  • KEBUTUHAN BIOLOGIS — FISIOLOGIS —
    FISIKAL DAN MATERIAL
    , mencakup :

    • kebutuhan primer, kebutuhan utama, kebutuhan pokok, kebutuhan mutlak
    • kebutuhan usia kanak-kanak
    • kebutuhan kelompok ekonomi kelas bawah
    • kebutuhan sesaat dan sementara (instant and temporary)

contoh : makan, minum, istirahat, tidur, mandi, pakaian, seks, hiburan, uang, dlsb.

  • KEBUTUHAN EKONOMIS —
    FINANSIAL DAN INTELEKTUAL
    , mencakup :

    • kebutuhan sekunder, kebutuhan kedua, kebutuhan penunjang
    • kebutuhan usia remaja
    • kebutuhan kelompok ekonomi kelas-bawah-atas dan kelas menengah-bawah
    • kebutuhan jangka-pendek (short-term)

contoh : pendidikan, peralatan elektronik, perabotan rumahtangga, kendaraan, rumah, kepemilikan tanah dan rumah atau properti, dlsb.

  • KEBUTUHAN LOGIS —
    RASIONAL DAN LEGAL
    , mencakup :

    • kebutuhan tertier, kebutuhan ketiga, kebutuhan pendukung
    • kebutuhan usia muda
    • kebutuhan kelompok ekonomi kelas menengah
    • kebutuhan jangka-panjang (long-term)

contoh : pekerjaan, pernikahan, perlindungan, keamanan, keselamatan, kesehatan, olahraga, obat-obatan, tabungan, asuransi, jamsostek, saham perusahaan, legalitas, gelar akademis, lingkup pergaulan, gaya-hidup, dlsb.

  • KEBUTUHAN PSIKOLOGIS —
    EMOSIONAL DAN SOSIAL
    , mencakup :

    • kebutuhan kuarterner, kebutuhan peringkat keempat, kebutuhan tambahan
    • kebutuhan usia dewasa
    • kebutuhan kelompok ekonomi kelas menengah-atas dan kelas-atas
    • kebutuhan lain-lain

contoh : prestasi, pretise, status sosial, kedudukan, jabatan, pangkat, martabat, gelar kehormatan, keanggotaan organisasi, peranserta, perhatian, kepedulian, pengakuan, penerimaan, penghargaan, penghormatan, keharmonisan hubungan antar-personal, relasi, rekanan, dukungan sosial, dukungan politik, dlsb.

  • KEBUTUHAN PSIKIS — EGOIS —
    MORAL, MENTAL DAN SPRIRITUAL
    , mencakup :

    • kebutuhan kuinter, kebutuhan peringkat kelima, kebutuhan pilihan
    • kebutuhan usia tua
    • kebutuhan kelompok ekonomi kelas-atas
    • kebutuhan tak-terbatas

contoh : pencapaian, keberhasilan | sukses, kesempurnaan, kebebasan, kegembiraan, kesantaian, kenyamanan, kenikmatan, ketenangan, kedamaian, privasi, harga-diri, penemuan jati-diri, pengenalan tuhan, dan pendekatan diri kepada tuhan, dlsb.


Formula umum yang berlaku adalah bahwa mayoritas orang pada umumnya tak akan beranjak atau beralih dari suatu tuntutan kebutuhan kepada tuntutan kebutuhan lain sebelum tuntutan yang tengah ada pada dirinya telah berhasil diraih atau dicapainya atau ia menjadi jenuh karena kegagalannya dalam upaya pencapaian tersebut, dimana selama upaya pencapaian ini, semua penawaran akan hal lain tak akan menarik baginya.

Sebagai contoh, bagi seorang pemulung yang tinggal di kolong jembatan atau bagi seorang tukang ojeg miskin, kebutuhannya utama baginya adalah makan, minum, istirahat, tidur, mandi, pakaian, seks, hiburan, uang, dan kebutuhan lain yang setara dengan kebutuhan ini. Bagi mereka, penawaran saham di sebuah perusahaan samasekali tidak menarik, dan gaya-hidup atau life-style seperti yang dianut para eksekutiv muda dan para selebritis bukanlah sesuatu yang penting.

Kebutuhan akan "harta, tahta, dan wanita" atau "kekayaan, kedudukan, dan perempuan" menjadi sangat dominan di tengah-tengah piramida hirarki kebutuhan ini, tapi menjadi tidak signifikan pada puncak piramida.

Urutan skala perioritas kebutuhan ini menjawab pertanyaan mengapa kebutuhan spritual ini ditinggalkan di usia dini.

Teori kebutuhan digunakan dalam psikologi dan ekonomi untuk analisa dan sinthesa kebutuhan personel dan konsumen. Terutama dalam managemen personalia dan managemen pemasaran dan penjualan. Salah satu rumus jitu pemasaran dan penjualan adalah menawarkan produk ketika orang sedang sangat membutuhkannya.

Dengan mengetahui usia dan peringkat kelas ekonomi seseorang, kita dapat mengetahui apa yang tengah menjadi kebutuhannya, dan dengan demikian teori ini dapat digunakan untuk memotivasi orang, agar orang mau melakukan sesuatu untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup dirinya.

Piramida skala prioritas kebutuhan ini diangkat dan dikembangkan dari the theory of need dan the hierarchy of need, yang semula dikemukakan oleh Abraham H. Maslow (Maslow, Abraham H. Motivation and Personality. Harper. New York, USA, 1955).


TEORI KEBUTUHAN — THE THEORY OF NEED

TIGA KATEGORI SKALA PRIORITAS KEBUTUHAN



  • KEBUTUHAN POKOK (ESSENTIAL),
    UTAMA, PRIMER

    • alasan dasar kebutuhan : BUTUH (NEED, REQUIRE)
    • status kebutuhan : genting, darurat (emergency)
    • mesti, harus, mutlak | absolut, terpaksa, terdesak

  • KEBUTUHAN TAMBAHAN (ADDITIONAL),
    PENUNJANG, SEKUNDER

    • alasan dasar kebutuhan : PERLU (NECESSARY)
    • status kebutuhan : penting (urgent, important)
    • boleh, bisa, dapat

  • KEBUTUHAN PILIHAN (OPTIONAL),
    TERTIER

    • alasan dasar kebutuhan : INGIN (WANT)
    • status kebutuhan : biasa, normal
    • mungkin, dengan salah-satu dari 9 alasan pendorong :

      • kesukaan, kesenangan, kegemaran, koleksi.
      • kesehatan, kenyamanan, kenikmatan.
      • keamanan, keselamatan, perlindungan, persiapan.
      • takut kehilangan kesempatan | peluang, tak ada waktu lain.
      • prestise, pencapaian, kebanggaan.
      • status, simbol, citra, kehormatan.
      • ambisi, hasrat, kehendak, harapan, cita-cita.
      • ego, jati-diri, kepentingan diri sendiri.

Dengan memahami tiga kategori kebutuhan ini, semestinya kita dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasi apa sebenarnya yang kita atau seseorang lain butuhkan. Apakah seseorang hendak memiliki sesuatu karena alasan bahwa ia memang membutuhkannya atau hanya memerlukannya atau cuma sekedar menginginkannya.

Kebanyakan orang gagal dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasi kebutuhannya, dimana jika keperluan menjadi kebutuhan, apalagi keinginan menjadi kebutuhan, maka hal terebut secara psikologis dan ekonomis akan menjadi beban bagi dirinya.

Kegagalan menentukan skala prioritas kebutuhan ini terjadi karena kebanyakan orang pada umumnya tak bisa membedakan mana kebutuhan, mana keperluan, dan mana keinginan. Sebagai contoh, kendaraan : mobil atau motor, bagi sebagian orang adalah kebutuhan, sementara bagi sebagian orang lain adalah keperluan, dan bagi sebagian yang lain lagi hanyalah keinginan.


____________________________________________________________

(C) 2004-2011 — Achmad Firwany

HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya tulis intelektual ini dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia.

Tak sebagian pun dari tulisan, dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, digandakan dan atau diperbanyak : diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedalam bentuk bahasa apapun atau disimpan dalam satu sistem retrieval apapun; dalam bentuk apapun atau dalam cara apapun, mencakup tapi tak terbatas pada cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; untuk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dari pemilik hak atas karya intelektual ini.

____________________________________________________________

LINK :
http://firwany.blogspot.com/2010/01/teori-kebutuhan.html
http://facebook.com/notes/bisnis-manajemen-ekonomi-sosial-hukum/teori-kebutuhan-the-theory-of-need/173836962660065

TAG : teori kebutuhan, the theory of needs, manajemen, ekonomi, sosial, psikologi, management, economy, social, psychology, perilaku manusia, human behaviour

Tidak ada komentar:

Posting Komentar